Melakukan
pendakian gunung merupakan sebuah aktifitas yang harus di fikirkan dan
dipersiapakan secara matang baik untuk pemula maupun yang telah profesional,
karena pendakian merupakan salah satu kegiatan yang mempunyai resiko tinggi. Banyak
resiko-resiko yang dapat menimpa kita ketika kita lengah dalam mempersiapkan aktifitas
pendakian.
Salah
satu resiko yang dapat terjadi ketika kita melakukan pendakian adalah terkena
Hipoksia, Hipoksia merupakan keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan kadar
oksigen pada jaringan tubuh manusia. Ini bisa terjadi panda pendaki gunung karena
semakin tinggi gunung maka juga semakin menipis kadar oksigen yang ada. Hipoksia
dapat meneyebabkan seseorang tidak sadarkan diri, koma bahkan meninggal dunia. Hal-hal
yang mempengaruhi kondisi daya tahan tubuh seseorang terhadap hipoksia saat
pendakian sebagian dipengaruhi oleh kandungan hemoglobin dan sel darah merah
yang berfungsi untuk mengikat oksigen pada saat pernafasan untuk dialirkan
keseluruh tubuh. Selain itu seseorang yang dalam kesehariannya sering di
pegunungan atau bermukim disana biasanya akan lebih resisiten terserang
hipoksia, hal ini akibat adaptasi tubuh terhadap lingkungan minim oksigen
dengan mengimbanginya melalui produksi sel darah merah yang lebih banyak. Hipoksia
saat pendakian diklasifikasikan menjadi 2 macam:
1. Hipoksia
bersifat akut.
Hipoksia bersifat akut biasa
terjadi saat keracunan gas karbon monoksida pada udara yang diselimuti suatu
zat semisal saat melakukan pendakian gunung lalu menghirup udara yang
mengandung belerang, dimana secara mendadak udara bersih yang dihirup seseorang
menjadi gas yang mengandung racun lalu membuatnya tidak sadarkan diri atau pingsan.
2. Hipoksia
jenis fulminan
Hipoksia yang terjadi begitu singkat dimana saat
proses pernafasan mendadak paru menyedot udara tanpa disertai oksigen kemudian
kurun waktu 1 menit penderita terkapar pingsan.
Adapun
tanda-tanda gejala secara fisik dari hipoksia saat pendakian antara lain tubuh
lemas, jatung berdebar, sesak nafas, pusing, nafas cepat kedinginan dan
dangkal, serta pandangan kabur. Hipoksia saat pendakian memicu peningkatan
frekuensi pernapasan dengan memforsir kerja paru untuk bernafas dengan cepat
guna mencukupi kebutuhan tubuh akan gas oksigen. Hipokasia saat pendakian organ
jantung juga mesti bekerja ekstra untuk memompa gas oksigen yang terdapat dalam
darah yang jumlahnya sedikit tersebut untuk dipasok ke sel dan jaringan yang
terdapat di seluruh tubuh.
Sedang
dari segi perilaku hipoksia saat pendakian juga bisa dikenali lewat konsentrasi
dan cara berfikir yang susah untuk menentukan keputusan dengan tepat dan kacau.
Kondisi hipoksia yang didominasi perasaan emosi akan sangat menentukan
seseorang pendaki dalam penentuan suatu keputusan. Sehingga akibat oksigen yang
kurang untuk menutrisi otak dan mengakibatkan otak tidak mampu menjalankan
fungsinya dengan baik akan menyebabkan fenomena tersesat saat pendakian.
Apabila dalam pendakian
terkena Hipoksia maka anda bisa
melakukan beberapa hal berikut:
1. Menghirup
oksigen dari tabung oksigen yang kita bawa sebagai PPPK. Untuk mengantisipasi
dan sebagai pertolongan pertama saat terjadinya hipoksia saat pendakian persiapkan
tabung oksigen sebelum anda melakukan pendakian anda bisa memanfaatkan tabung
oksigen dengan ukuran mini dan fleksibel ditenteng kemanapun dan bisa didapat
dengan harga terjangkau di apotek terdekat.
2. Mengkondisikan
korban, Jika dengan tabung oksigen berukuran mini belum begitu memperlihatkan
perubahan cobalah untuk membuat pakaian korban lebih longgar dengan membuka
ikat pinggang, BH karna memungkinkan telalu kencang, serta kerah pada pakaian untuk
memeperlancar dan mempermudah proses pernafasan.
3. Mobilisasi
korban, Jika kondisi memungkinkan semisal pendaki sudah membaik segera
mobilisasi korban menuju kedataran yang lebih rendah, hal ini bertujuan untuk
mencegah kondisi hipoksia saat pendakian yang lebih parah yang berpotensi
memicu kerusakan pada organ tubuh akibat asupan oksigen menuju organ tubuh
berkurang, selain itu mobilisasi ke
dataran yang lebih rendah memungkinkan korban memperoleh suplay oksigen yang
lebih pada proses pernafasan untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
4. Memberinya
asupan air, Air mineral bisa sedikit membantu pemulihan kondisi hipoksia saat
pendakian. Karena dalam air juga terkandung oksigen yang mampu memberikan
nutrisi oksigen dan memberi asupan tenaga pada penderita hipoksia.
5. Disepanjang
pendakian biasanya dibangun pos-pos disetiap level ketinggian tertentu,
manfaatkan fasilitas ini untuk beristirahat, makan dan minum secukupny atau
sekedar duduk. Karena hal ini selain membuang sedikit lelah juga untuk memeberi
kesempatan tubuh beradaptasi dengan lingkungan yang lebih tinggi yang pastinya
dengan kondisi udara yang berbeda dan kadar oksigen yang lebih menipis,
sehingga resiko hipoksia saat pendakian dapat sedikit terhindarkan.
6. Bagi
anda para pendaki pemula maupun professional terutama yang memiliki riwayat
anemia, anda harus senantiasa waspada dengan menjaga kondisi tubuh tetap vit
dan membawa obat pribadi sebagai antisipasi saat sakit dan tabung oksigen mini
untuk mengatasi hipoksia saat pendakian benar terjadi.
0 komentar:
Post a Comment