Friday, 8 September 2017

PENYAKIT GUNUNG: HIPOKSIA

Melakukan pendakian gunung merupakan sebuah aktifitas yang harus di fikirkan dan dipersiapakan secara matang baik untuk pemula maupun yang telah profesional, karena pendakian merupakan salah satu kegiatan yang mempunyai resiko tinggi. Banyak resiko-resiko yang dapat menimpa kita ketika kita lengah dalam mempersiapkan aktifitas pendakian.
Salah satu resiko yang dapat terjadi ketika kita melakukan pendakian adalah terkena Hipoksia, Hipoksia merupakan keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan kadar oksigen pada jaringan tubuh manusia. Ini bisa terjadi panda pendaki gunung karena semakin tinggi gunung maka juga semakin menipis kadar oksigen yang ada. Hipoksia dapat meneyebabkan seseorang tidak sadarkan diri, koma bahkan meninggal dunia. Hal-hal yang mempengaruhi kondisi daya tahan tubuh seseorang terhadap hipoksia saat pendakian sebagian dipengaruhi oleh kandungan hemoglobin dan sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat oksigen pada saat pernafasan untuk dialirkan keseluruh tubuh. Selain itu seseorang yang dalam kesehariannya sering di pegunungan atau bermukim disana biasanya akan lebih resisiten terserang hipoksia, hal ini akibat adaptasi tubuh terhadap lingkungan minim oksigen dengan mengimbanginya melalui produksi sel darah merah yang lebih banyak. Hipoksia saat pendakian diklasifikasikan menjadi 2 macam:
1.      Hipoksia bersifat akut.
Hipoksia bersifat akut biasa terjadi saat keracunan gas karbon monoksida pada udara yang diselimuti suatu zat semisal saat melakukan pendakian gunung lalu menghirup udara yang mengandung belerang, dimana secara mendadak udara bersih yang dihirup seseorang menjadi gas yang mengandung racun lalu membuatnya tidak sadarkan diri atau pingsan.

2.      Hipoksia jenis fulminan
Hipoksia yang terjadi begitu singkat dimana saat proses pernafasan mendadak paru menyedot udara tanpa disertai oksigen kemudian kurun waktu 1 menit penderita terkapar pingsan.
Adapun tanda-tanda gejala secara fisik dari hipoksia saat pendakian antara lain tubuh lemas, jatung berdebar, sesak nafas, pusing, nafas cepat kedinginan dan dangkal, serta pandangan kabur. Hipoksia saat pendakian memicu peningkatan frekuensi pernapasan dengan memforsir kerja paru untuk bernafas dengan cepat guna mencukupi kebutuhan tubuh akan gas oksigen. Hipokasia saat pendakian organ jantung juga mesti bekerja ekstra untuk memompa gas oksigen yang terdapat dalam darah yang jumlahnya sedikit tersebut untuk dipasok ke sel dan jaringan yang terdapat di seluruh tubuh.
Sedang dari segi perilaku hipoksia saat pendakian juga bisa dikenali lewat konsentrasi dan cara berfikir yang susah untuk menentukan keputusan dengan tepat dan kacau. Kondisi hipoksia yang didominasi perasaan emosi akan sangat menentukan seseorang pendaki dalam penentuan suatu keputusan. Sehingga akibat oksigen yang kurang untuk menutrisi otak dan mengakibatkan otak tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik akan menyebabkan fenomena tersesat saat pendakian.
Apabila dalam pendakian terkena Hipoksia  maka anda bisa melakukan beberapa hal berikut:
1.      Menghirup oksigen dari tabung oksigen yang kita bawa sebagai PPPK. Untuk mengantisipasi dan sebagai pertolongan pertama saat terjadinya hipoksia saat pendakian persiapkan tabung oksigen sebelum anda melakukan pendakian anda bisa memanfaatkan tabung oksigen dengan ukuran mini dan fleksibel ditenteng kemanapun dan bisa didapat dengan harga terjangkau di apotek terdekat.
2.      Mengkondisikan korban, Jika dengan tabung oksigen berukuran mini belum begitu memperlihatkan perubahan cobalah untuk membuat pakaian korban lebih longgar dengan membuka ikat pinggang, BH karna memungkinkan telalu kencang, serta kerah pada pakaian untuk memeperlancar dan mempermudah proses pernafasan.
3.      Mobilisasi korban, Jika kondisi memungkinkan semisal pendaki sudah membaik segera mobilisasi korban menuju kedataran yang lebih rendah, hal ini bertujuan untuk mencegah kondisi hipoksia saat pendakian yang lebih parah yang berpotensi memicu kerusakan pada organ tubuh akibat asupan oksigen menuju organ tubuh berkurang,  selain itu mobilisasi ke dataran yang lebih rendah memungkinkan korban memperoleh suplay oksigen yang lebih pada proses pernafasan untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
4.      Memberinya asupan air, Air mineral bisa sedikit membantu pemulihan kondisi hipoksia saat pendakian. Karena dalam air juga terkandung oksigen yang mampu memberikan nutrisi oksigen dan memberi asupan tenaga pada penderita hipoksia.
5.      Disepanjang pendakian biasanya dibangun pos-pos disetiap level ketinggian tertentu, manfaatkan fasilitas ini untuk beristirahat, makan dan minum secukupny atau sekedar duduk. Karena hal ini selain membuang sedikit lelah juga untuk memeberi kesempatan tubuh beradaptasi dengan lingkungan yang lebih tinggi yang pastinya dengan kondisi udara yang berbeda dan kadar oksigen yang lebih menipis, sehingga resiko hipoksia saat pendakian dapat sedikit terhindarkan.
6.      Bagi anda para pendaki pemula maupun professional terutama yang memiliki riwayat anemia, anda harus senantiasa waspada dengan menjaga kondisi tubuh tetap vit dan membawa obat pribadi sebagai antisipasi saat sakit dan tabung oksigen mini untuk mengatasi hipoksia saat pendakian benar terjadi.

0 komentar:

Post a Comment