Hipotermia termasuk kondisi yang membutuhkan penanganan medis darurat. Dimana suhu tubuh mengalami penurunan dengan drastis dibawah suhu normal yang dibutuhkan oleh metabolisme dan fungsi tubuh. Saat temperatur tubuh berada jauh di bawah titik normal, sistem persarafan dan fungsi organ lain dalam tubuh akan mulai terganggu. Apabila tidak segera ditangani, hipotermia dapat menyebabkan kegagalan sistem pernafasan dan sistem sirkulasi (jantung), dan akhirnya menyebabkan kematian. Situasi yang biasanya melanda pendaki gunung sehingga menyebabkan terkena hipotermia adalah Tidak mengenakan pakaian yang tepat saat mendaki gunung, Berada terlalu lama di tempat dingin, Mengenakan pakaian yang basah untuk waktu cukup lama, Suhu dingin yang terlalu rendah atau cuaca yang ekstrim.
A. JENIS
– JENIS HIPOTERMIA
Berdasarkan tingkat kecepatan oenurunan
suhu tubuh tubuh hipotermia dapat
dibedakan menjadi:
1. Hipotermia
akut atau imersi. Kondisi ini terjadi apabila seseorang kehilangan panas tubuh
secara mendadak dan sangat cepat, contohnya saat seseorang jatuh ke kolam yang
dingin.
2. Hipotermia
akibat kelelahan. Pada kondisi yang terlalu lemah, tubuh tidak akan mampu
menghasilkan panas, sehingga orang tersebut akan jatuh pada kondisi hipotermia.
3. Hipotermia
kronis. Jenis ini terjadi bila panas tubuh menghilang secara perlahan. Kondisi
ini umum terjadi pada lansia yang tinggal di ruangan dengan kehangatan yang
kurang.
B. GEJALA
HIPOTERMIA
Gejala hipotermia
sangat beragam dan terkadang sulit dikenali. Gejala yang muncul tergantung pada
seberapa rendah suhu tubuh pengidapnya. Gejala-gejala hipotermia umumnya berkembang
secara perlahan sehingga sering tidak disadari oleh pengidapnya. Orang yang
mengalami hipotermia ringan akan menunjukkan gejala yang meliputi menggigil
yang disertai rasa lelah, lemas, pusing, lapar, mual, kulit yang dingin atau
pucat, dan napas yang cepat. Jika suhu tubuh terus menurun tubuh pengidap
hipotermia biasanya tidak bisa memicu respons menggigil lagi. Ini
mengindikasikan tingkat keparahan hipotermia sudah memasuki tahap menengah
hingga parah. Pengidap serangan hipotermia tingkat menengah akan mengalami
gejala-gejala berupa:
1. Mengantuk
atau lemas.
2. Bicara
tidak jelas atau bergumam.
3. Linglung
dan bingung.
4. Kehilangan
akal sehat, misalnya membuka pakaian meski sedang kedinginan.
5. Sulit
bergerak dan koordinasi tubuh yang menurun.
6. Napas
yang pelan dan pendek.
7. Tingkat
kesadaran yang terus menurun.
Apabila
tidak segera ditangani, suhu tubuh akan makin menurun dan berpotensi memicu
hiportemia yang parah.
Hipotermia
yang parah ditandai dengan gejala-gejala berikut:
1. Pingsan.
2. Denyut
nadi yang lemah, tidak teratur, atau bahkan sama sekali tidak ada denyut nadi.
3. Pupil
mata yang melebar.
4. Napas
yang pendek atau sama sekali tidak bernapas.
C. CARA
MENCEGAH HIPOTERMIA
Berikut beberapa tips untuk mencegah
serangan hipotermia:
1. Ketika
melakukan pendakian bawalah peralatan dan perlengkapan sesuai dengan prosedure
pendakian
2. Hindari
kontak dengan air secara langsung. Jika hujan turun segera kenakan jas hujan,
walaupun hujan yang turun tidak terlalu lebat atau masih rintik-rintik. Hujan
yang rintik inilah yang seringkali menjadi penyebab lalainya pendaki yang
dengan gengsinya beresiko terserang hipotermia.
3. Jangan
pernah mendaki dengan menggunakan celana jeans! celana jeans akan sangat sulit
kering jika terkena basah baik oleh keringat maupun air hujan.
4. Jangan
berlama-lama mengenakan pakaian basah, pakaian basah adalah faktor utama
penyebab turunnya suhu tubuh. Segera ganti dengan pakaian yang kering.
5. Pastikan
tidur dalam kondisi yang hangat, minimal tidak kedinginan. Alasi alas tidur
dengan matras, gunakan sleeping bag, lapis tubuh dengan jaket tebal berbahan
polar didalamnya, gunakan kupluk, double kaos kaki, juga pakai sarung tangan
polar. Pastikan tidur anda nyaman dan aman dari hawa dingin.
D. CARA
MENGATASI HIPOTERMIA
Mengatasi penderita
hipotermia dibedakan berdasar kondisi penderita, penderita dalam keadaan
sadarkan diri atau dalam keadaan tidak sadarkan diri.
1. Penderitan
dalam keaadaan sadarkan diri.
a. Ganti
baju basah, dengan baju kering. Seperti disebutkan diatas, pakaian dalam
keadaan basah lah yang bisa menjadi faktor utama serangan hipotermia datang.
Ganti segera baju dan celana yang basah dengan pakaian yang kering nan hangat.
Ganti secara perlahan, harus hati-hati karena tubuh penderita sangat rentan
dengan goncangan.
b. Kasih
minuman hangat, Minuman yang hangat akan membantu tubuh untuk mengembalikan
suhu tubuh yang hilang. Contohnya coklat hangat atau teh hangat.
c. Kasih
makanan berkalori tinggi, dalam usaha menyeimbangkan suhu tubuhnya manusia
membutuhkan kalori yang tinggi, karena itu sangat disarankan penderita dibantu
untuk mengkonsumsi makanan yang berkalori tinggi seperti sereal, sup hangat,
coklat dan minuman manis lainnya.
d. Ajak
bergerak, Jika kondisi sudah membaik, penderita sudah mulai merasakan hangat di
tubuhnya. Selanjutnya ajak penderita untuk bergerak, ajaklah ia berolahraga
kecil agar tubuhnya maksimal dalam menghasilkan suhu tubuh. Tapi ingat jangan
sampai membuat penderita terlalu lelah dan mengeluarkan keringat, karena jika
berkeringat maka akan membuat pakaiannya basah dan bisa menimbulkan dingin
datang kembali.
e. Buat
api unnggun di sekitar, usaha terakhir anda bisa membuat api unggun di sekitar
guna menangkis udara dingin sekitar. Pastikan api unggun yang dibuat aman dan
tidak membahayakan sekitar tenda.
2. Penderita
dalam keadaan tidak sadarkan diri
a. Ganti
baju basah dengan perlahan, pertama ganti bajunya yang basah perlahan, ganti
dengan pakaian yang kering.
b. Masukkan
kedalam sleeping bag, jika sudah diganti dengan baju yang kering kemudian
masukkan penderita kedalam sleeping bag dan lapisi dengan lapisan yg hangat,
seperti jaket dan juga selimut, atau bila ada bungkus dulu dengan alumunium foil.
c. Apabila
masih belum terlihat ada perkembangannya buka bajunya peluk tubuhnya kulit
ketemu kulit, kulit ketemu kulit, dipercaya atau tidak ini akan membantu
mempercepat peningkatan suhu tubuh.
d. Upayakan
agar penderita segera sadarkan diri, tepuk-tepuk pipinya, ajak bicara, sebut
namanya terus hingga ia sadarkan diri.
e. Jika
sudah sadarkan diri lakukan penanganan seperti point diatas “penanganan saat
penderita dalam kondisi sadarkan diri”.
0 komentar:
Post a Comment