Thursday, 7 September 2017

CARA MENGATASI PENYAKIT GUNUNG: HIPOTERMIA


Hipotermia termasuk kondisi yang membutuhkan penanganan medis darurat. Dimana suhu tubuh mengalami penurunan dengan drastis dibawah suhu normal yang dibutuhkan oleh metabolisme dan fungsi tubuh. Saat temperatur tubuh berada jauh di bawah titik normal, sistem persarafan dan fungsi organ lain dalam tubuh akan mulai terganggu. Apabila tidak segera ditangani, hipotermia dapat menyebabkan kegagalan sistem pernafasan dan sistem sirkulasi (jantung), dan akhirnya menyebabkan kematian. Situasi yang biasanya melanda pendaki gunung sehingga menyebabkan terkena hipotermia adalah Tidak mengenakan pakaian yang tepat saat mendaki gunung, Berada terlalu lama di tempat dingin, Mengenakan pakaian yang basah untuk waktu cukup lama, Suhu dingin yang terlalu rendah atau cuaca yang ekstrim.

A.    JENIS – JENIS HIPOTERMIA
Berdasarkan tingkat kecepatan oenurunan suhu tubuh  tubuh hipotermia dapat dibedakan menjadi:
1.      Hipotermia akut atau imersi. Kondisi ini terjadi apabila seseorang kehilangan panas tubuh secara mendadak dan sangat cepat, contohnya saat seseorang jatuh ke kolam yang dingin.
2.      Hipotermia akibat kelelahan. Pada kondisi yang terlalu lemah, tubuh tidak akan mampu menghasilkan panas, sehingga orang tersebut akan jatuh pada kondisi hipotermia.
3.      Hipotermia kronis. Jenis ini terjadi bila panas tubuh menghilang secara perlahan. Kondisi ini umum terjadi pada lansia yang tinggal di ruangan dengan kehangatan yang kurang.

B.     GEJALA HIPOTERMIA
Gejala hipotermia sangat beragam dan terkadang sulit dikenali. Gejala yang muncul tergantung pada seberapa rendah suhu tubuh pengidapnya. Gejala-gejala hipotermia umumnya berkembang secara perlahan sehingga sering tidak disadari oleh pengidapnya. Orang yang mengalami hipotermia ringan akan menunjukkan gejala yang meliputi menggigil yang disertai rasa lelah, lemas, pusing, lapar, mual, kulit yang dingin atau pucat, dan napas yang cepat. Jika suhu tubuh terus menurun tubuh pengidap hipotermia biasanya tidak bisa memicu respons menggigil lagi. Ini mengindikasikan tingkat keparahan hipotermia sudah memasuki tahap menengah hingga parah. Pengidap serangan hipotermia tingkat menengah akan mengalami gejala-gejala berupa:
1.      Mengantuk atau lemas.
2.      Bicara tidak jelas atau bergumam.
3.      Linglung dan bingung.
4.      Kehilangan akal sehat, misalnya membuka pakaian meski sedang kedinginan.
5.      Sulit bergerak dan koordinasi tubuh yang menurun.
6.      Napas yang pelan dan pendek.
7.      Tingkat kesadaran yang terus menurun.
Apabila tidak segera ditangani, suhu tubuh akan makin menurun dan berpotensi memicu hiportemia yang parah.
Hipotermia yang parah ditandai dengan gejala-gejala berikut:
1.      Pingsan.
2.      Denyut nadi yang lemah, tidak teratur, atau bahkan sama sekali tidak ada denyut nadi.
3.      Pupil mata yang melebar.
4.      Napas yang pendek atau sama sekali tidak bernapas.

C.     CARA MENCEGAH HIPOTERMIA
Berikut beberapa tips untuk mencegah serangan hipotermia:
1.      Ketika melakukan pendakian bawalah peralatan dan perlengkapan sesuai dengan prosedure pendakian
2.      Hindari kontak dengan air secara langsung. Jika hujan turun segera kenakan jas hujan, walaupun hujan yang turun tidak terlalu lebat atau masih rintik-rintik. Hujan yang rintik inilah yang seringkali menjadi penyebab lalainya pendaki yang dengan gengsinya beresiko terserang hipotermia.
3.      Jangan pernah mendaki dengan menggunakan celana jeans! celana jeans akan sangat sulit kering jika terkena basah baik oleh keringat maupun air hujan.
4.      Jangan berlama-lama mengenakan pakaian basah, pakaian basah adalah faktor utama penyebab turunnya suhu tubuh. Segera ganti dengan pakaian yang kering.
5.      Pastikan tidur dalam kondisi yang hangat, minimal tidak kedinginan. Alasi alas tidur dengan matras, gunakan sleeping bag, lapis tubuh dengan jaket tebal berbahan polar didalamnya, gunakan kupluk, double kaos kaki, juga pakai sarung tangan polar. Pastikan tidur anda nyaman dan aman dari hawa dingin.

D.    CARA MENGATASI HIPOTERMIA
Mengatasi penderita hipotermia dibedakan berdasar kondisi penderita, penderita dalam keadaan sadarkan diri atau dalam keadaan tidak sadarkan diri.
1.      Penderitan dalam keaadaan sadarkan diri.
a.       Ganti baju basah, dengan baju kering. Seperti disebutkan diatas, pakaian dalam keadaan basah lah yang bisa menjadi faktor utama serangan hipotermia datang. Ganti segera baju dan celana yang basah dengan pakaian yang kering nan hangat. Ganti secara perlahan, harus hati-hati karena tubuh penderita sangat rentan dengan goncangan.
b.      Kasih minuman hangat, Minuman yang hangat akan membantu tubuh untuk mengembalikan suhu tubuh yang hilang. Contohnya coklat hangat atau teh hangat.
c.       Kasih makanan berkalori tinggi, dalam usaha menyeimbangkan suhu tubuhnya manusia membutuhkan kalori yang tinggi, karena itu sangat disarankan penderita dibantu untuk mengkonsumsi makanan yang berkalori tinggi seperti sereal, sup hangat, coklat dan minuman manis lainnya.
d.      Ajak bergerak, Jika kondisi sudah membaik, penderita sudah mulai merasakan hangat di tubuhnya. Selanjutnya ajak penderita untuk bergerak, ajaklah ia berolahraga kecil agar tubuhnya maksimal dalam menghasilkan suhu tubuh. Tapi ingat jangan sampai membuat penderita terlalu lelah dan mengeluarkan keringat, karena jika berkeringat maka akan membuat pakaiannya basah dan bisa menimbulkan dingin datang kembali.
e.       Buat api unnggun di sekitar, usaha terakhir anda bisa membuat api unggun di sekitar guna menangkis udara dingin sekitar. Pastikan api unggun yang dibuat aman dan tidak membahayakan sekitar tenda.

2.      Penderita dalam keadaan tidak sadarkan diri
a.       Ganti baju basah dengan perlahan, pertama ganti bajunya yang basah perlahan, ganti dengan pakaian yang kering.
b.      Masukkan kedalam sleeping bag, jika sudah diganti dengan baju yang kering kemudian masukkan penderita kedalam sleeping bag dan lapisi dengan lapisan yg hangat, seperti jaket dan juga selimut, atau bila ada bungkus dulu dengan alumunium foil.
c.       Apabila masih belum terlihat ada perkembangannya buka bajunya peluk tubuhnya kulit ketemu kulit, kulit ketemu kulit, dipercaya atau tidak ini akan membantu mempercepat peningkatan suhu tubuh.
d.      Upayakan agar penderita segera sadarkan diri, tepuk-tepuk pipinya, ajak bicara, sebut namanya terus hingga ia sadarkan diri.
e.       Jika sudah sadarkan diri lakukan penanganan seperti point diatas “penanganan saat penderita dalam kondisi sadarkan diri”.

0 komentar:

Post a Comment